Ayah . . .
27 Tahun sudah aku melihat dunia ini dan 21 Tahun sudah kau pergi, kembali pada - NYA dan aku juga Ibu harus hidup tanpa mu ' .
Dan kini . . . lihatlah aku ayah !
aku sudah tumbuh besar menjadi sosok lelaki yang mungkin sudah cukup bisa untuk dikatakan dewasa bukan ??
meski mungkin juga masih kekanak - kanakan dalam bersikap tapi aku mampu tumbuh tanpa mu ' .
Aku rindu kamu ayah . . . merindukan mu ' .
Aku teramat sangat ingin jauh lagi bisa mengenal sosok pribadi mu . . . bukan lagi dari cerita ibu dan bukan sekedar dari cerita orang lain yang dulu hidup di sekililing mu, juga bukan dari hanya sekedar pesan tulisan yang kau buat dan seakan memang sengaja sudah kau persiapkan untuk ku dan juga memang hanya itu saja yang kau wariskan untuk aku, anakmu, anak terakhirmu . . .
lebih dari semua itu aku ingin kau ada . . . benar - benar ada menatapku, menasehatiku, menghukum aku juga bahkan mengintimidasi ku dan lalu kemudian tersenyum untuk ku . . .
aku ingin merasakan pelukkanmu . . . seperti layaknya hangat sebuah pelukkan seorang ayah untuk anaknya (suatu hal yang tak mungkin bukan ?)
Dan iya ku sadari meski kau telah tiada tapi darah mu mengalir di tubuhku dan aku berharap semoga tiap nafasku pun tak luput dari doa untukmu . . . amin ' .
Tidak . . . kau tidak mengenal ku dan aku pun tak pernah benar - benar sempat untuk bisa mengenalmu ..
dan jelas kau tak perdulikan aku, tak akan pernah tahu seperti apa beratnya usaha ibu dan sedalam apa trauma yang terus menemani pertumbuhan anakmu ini, tapi sekali lagi aku mohon, sekali ini saja lihatlah aku ayah .. !
hari ini aku menangis yang dimana untuk sekian kali nya juga aku harus bisa berdiri lagi dan tetap kembali kuat tanpamu lagi dan lagi . . . .
Aku lelah ayah, lelah karena mereka, lelah karena harus terus menahan tangis juga marah pada anak - anakmu yang lain tapi hanya karena aku lihat betapa Ibu selalu tegar meski ia jauh lebih menahan sakit dan traumanya dari aku hingga aku masih dan harus tetap bertahan . . .